1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Vonis Terberat Bagi Pembunuh El-Sherbini

12 November 2009

Pengadilan Jerman menjatuhkan vonis penjara seumur hidup terhadap pelaku pembunuhan warga Mesir Marwa el-Sherbini. Ini sanksi terberat dalam sistem hukum Jerman.

https://p.dw.com/p/KVT5

Vonis di Dresden jadi sorotan harian-harian Jerman. Harian Dresdner Neueste Nachrichten yang terbit di Dresden menulis:

„Memang sudah seharusnya terdakwa menerima hukuman tertinggi. Perbuatannya terlalu kejam, keji dan patut dikutuk. Sungguh tak bisa dipercaya, seorang wanita yang sedang hamil harus mati, hanya karena agamanya tidak disenangi oleh pelaku. Kasus ini menebarkan bayangan hitam bagi Jerman dan Dresden. Vonis yang dijatuhkan tidak akan memuaskan kelompok ekstrim yang menuntut balas dendam. Vonis ini dijatuhkan hakim berdasarkan hukum yang berlaku. Vonis ini merupakan ganjaran atas kejahatan yang dilakukan tapi tidak mengoreksi ketimpangan sosial yang ada pada masyarakat.“

Harian Märkische Allgemeine yang terbit di Potsdam menulis:

„Vonis di Dresden jelas dan adil. Pengadilan tidak mengikuti jalur pihak pembela, yang ingin menggambarkan kebencian terhadap orang asing yang ada pada terdakwa sebagai gangguan jiwa paranoid. Memang kegilaan dan keangkuhan terdakwa bisa dilihat sebagai sesuatu yang tidak normal. Tapi Alex W tidak melakukan kejahatan dalam kondisi tidak sadar, sebab ia merencanakan perbuatannya. Karena itu, hukuman tertinggi tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat memang penting, agar perbuatan itu tidak terulang lagi. Tidak ada dari kita yang ingin hidup di suatu negara, dimana warga asing harus khawatir dibunuh.“

Harian Berliner Zeitung dari Berlin berkomentar:

„Setelah peristiwa keji di ruang pengadilan di Dresden, seorang ahli politik asal Mesir mengeluh. Ia mengatakan, reaksi di Jerman pasti akan lebih luas, jika saja korbannya bukan seorang muslimah asal Mesir. Memang tak bisa dibantah, jika saja seorang warga Jerman dibunuh oleh seorang warga Mesir di ruang pengadilan Jerman, akan muncul kemarahan sangat luas. Kasus bunuh diri seorang penjaga gawang Jerman yang menderita depresi mendapat porsi pemberitaan demikian luas. Kasus pembunuhan Marwa el Sherbini tidak diberitakan seperti itu.“

Pers di Eropa antara lain menyoroti peringatan berakhirnya Perang Dunia I yang digelar oleh Perancis bersama Jerman.

Harian Italia La Reppublica menulis:

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy bersama-sama meletakkan karangan bunga di Makam Serdadu Tak Dikenal. Mereka memperingati gencatan senjata tahun 1918, yang menandai berakhirnya Perang Dunia I dan kekalahan Jerman. Upacara peringatan ini merupakan langkah simbolis besar dalam sejarah hubungan Paris-Berlin menghadapi masa lalunya. Untuk pertama kalinya seorang kanselir Jerman datang mengikuti upacara peringatan ini di Perancis yang digelar pihak pemenang perang. Ini juga merupakan kesempatan penting untuk menguatkan kembali poros Jerman-Perancis di Eropa.

HP/ZER/dpa/afp