1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perubahan Iklim Bisa Bikin Jerman Merugi Rp14.700 Triliun

7 Maret 2023

Biaya rata-rata tahunan Jerman untuk menutupi kerusakan yang disebabkan oleh cuaca ekstrem pada 2050 bisa meningkat hingga 5 kali lipat. Studi oleh dua kementerian Jerman ini adalah gambaran untuk skenario tertentu.

https://p.dw.com/p/4OKc4
Foto ilustrasi peruibahan iklim di Jerman
Foto: Julian Stratenschulte/dpa/picture alliance

Studi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Ekonomi Jerman mengungkap bahwa perubahan iklim dapat membuat Jerman merugi hingga €900 miliar (Rp14.700 triliun) pada tahun 2050.

Studi yang diterbitkan pada Senin (06/03) itu bukan untuk dipahami sebagai prediksi, tapi dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang apa yang mungkin terjadi dalam skenario tertentu.

Apa isi dari studi tersebut?

Dalam makalah berjudul "Biaya Dampak Perubahan Iklim di Jerman” itu, peneliti yang terlibat dalam studi, yaitu dari Institute for Ecological Economy Research (IÖW), Society for Economic Structures Research (GWS) dan Prognos AG, menjalankan berbagai skenario untuk periode 2022 hingga 2050.

Tingkat kerugian untuk setiap skenario dalam periode tersebut berbeda, tergantung pada separah apa pemanasan global yang terjadi.

Dalam skenario "perubahan iklim lemah” misalnya, Jerman bisa merugi hingga €280 miliar (Rp4.600 triliun). Namun, untuk skenario yang kurang menguntungkan, angka itu bisa berkisar hingga €900 miliar (Rp14.700 triliun).

Menurut penulis studi, nila kerugian yang ditentukan mewakili batas bawah. Pasalnya tidak mungkin untuk mengukur semua konsekuensi perubahan iklim dalam biaya dan menunjukkannya dalam pemodelan.

"Oleh karena itu diperkirakan bahwa biaya perubahan iklim masih bisa jauh lebih tinggi daripada yang ditentukan oleh skenario dalam konteks pemodelan,” kata studi tersebut.

Menurut pemodelan dalam studi, biaya rata-rata tahunan dari peristiwa ekstrem seperti gelombang panas dan banjir di Jerman, akan meningkat antara 1,5-5 kali per tahun pada 2050. Dan ini bisa mewakili penurunan PDB sebesar 0,6%-1,8% pada tahun 2050.

Sementara itu, langkah-langkah adaptasi seperti memperbanyak ruang hijau di kota-kota disebut dapat mengurangi biaya ekonomi.

gtp/pkp (dpa, AFP)