1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sepak BolaIndonesia

Infantino dan Poin Pertama Indonesia di Piala Dunia

Hardimen Koto
Hardimen Koto
10 November 2023

Gianni Infantino dapat Bintang Jasa Pratama dari Presiden Jokowi. Malamnya, mereka jadi saksi di Surabaya. Simak kolom Hardimen Koto.

https://p.dw.com/p/4Yfxe
Arkhan Kaka (ki.) setelah mencetak gol untuk Indonesia vs Ekuador (10/11/2023), bersama rekan timnas lainnya Figo Dennis Saputrananto
Arkhan Kaka (ki.) setelah mencetak gol untuk Indonesia vs Ekuador (10/11/2023), bersama rekan timnas lainnya Figo Dennis SaputranantoFoto: Dok. LOC WCU17BRY

Hari Pahlawan di Kota Pahlawan, di stadion yang memakai nama Bung Tomo, di depan 45.000 penonton, Indonesia merebut poin pertamanya di Piala Dunia U-17 2023.

Poin yang mahal, berarti dan bersejarah. Sebab Garuda Muda meraihnya atas Ekuador, runner-up yang tidak pernah kalah di zona Amerika Selatan.

Dan itu di depan Gianni Infantino, Presiden FIFA yang datang ke Surabaya, duduk di Royal Box bersama Presiden Jokowi dan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.

Jumat (10/11/2023) pagi di Jakarta, Infantino dapat anugerah kehormatan dari Presiden Jokowi. Ya, Presiden FIFA itu dianugerahi Bintang Jasa Pratama di Istana Negara berkat effortnya memajukan sepakbola Indonesia.

Infantino tersanjung lalu balik menyanjung: "Indonesia adalah negara dengan passion sepakbola hebat."

Indonesia juga dipuja-puji Infantino. "Kalian punya kapasitas. Kalian punya gairah," katanya.

Dan, itu pula yang disaksikan Infantino, yang tiba di Gelora Bung Tomo 30 menit sebelum kick-off.

Ia menyaksikan gol pembuka dari Arkhan Kaka Purwanto, anak muda dari Blitar yang bermain untuk Persis Solo, benar-benar mengguncang Gelora Bung Tomo. Gemuruh.

Gol menit 22 itu adalah gol pertama Indonesia di Piala Dunia U-17.

Gol yang juga menjelaskan, Arkhan, 16 tahun, selayaknya disandingkan dengan sejumlah calon bintang. Sebutlah Marc Guiu, yang membuka gol Spanyol di Solo saat laga vs Kanada.

Di Surabaya, alhasil Ekuador menyamakan skor enam menit berselang. Gol penyeimbang via sundulan Allen Obando. Posisinya bebas dan dengan gampang merobek gawang Ikram Al Giffari.

Tapi, over-all, Ikram banyak melakukan reaksi penyelamatan.

Selebihnya, anak-anak Ekuador lebih dominan, taktis dan tidak buru-buru.

Indonesia U-17, di ujung babak kedua dengan extra time 13 menit lebih fokus menemboki barisan belakang.

Imbang 1-1 dengan satu angka menjadikan peluang Indonesia terbuka lolos dari Grup A. Laga kedua Senin melawan Panama, yang disikat Maroko 2-0, bakal heboh.

Maroko lumayan keren. Namun, wakil Afrika lain, Mali, lebih keren lagi di Solo. Bukan soal menang besar, 3-0 vs Uzbekistan, tapi aksi Mali memang ciamik.

Sama seperti Spanyol yang menghempaskan Kanada 2-0 lewat dua gol pemain Barcelona, Marc Guiu dan Quim Junyent.

Baru match-day hari pertama memang. Dan kita terus menanti aksi anak-anak muda terbaik dari manca benua, dari 24 negara. Dan tentu, menanti aksi Indonesia. 

Hardimen Koto: pengamat, analis dan komentator sepak bola 

*tulisan ini menjadi tanggung jawab penulis.

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang akan kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Kirimkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite. 

Hardimen Koto
Hardimen Koto Jurnalis dengan passion hebat untuk dunia olahraga.