1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penarikan Pasukan Israel dari Jalur Gaza Rampung

21 Januari 2009

Penarikan angkatan bersenjata Israel dari Jalur Gaza telah dirampungkan hari Rabu (21/01). Dengan begitu genjatan senjata diharapkan dapat ditaati.

https://p.dw.com/p/Gdv3
Tentara Israel di perbatasan GazaFoto: AP

Sementara itu, upaya diplomatik untuk membebaskan tentara Israel Gilad Shalit terus dilanjutkan. Shalit diculik oleh kelompok Palestina bersenjata pada bulan Juni tahun 2006.

Terlepas dari beberapa kejadian khusus, selama tiga hari ini bisa dikatakan tidak terjadi pertempuran di Jalur Gaza. Kecuali sejumlah insiden kecil, misalnya saat warga Palestina militan melontarkan granat ke arah tentara Israel pada hari Selasa (20/01), serta penembakan dari kapal-kapal perang Israel ke pesisir Gaza dengan senjata mesin pada hari Rabu (21/01). Namun kelihatannya, insiden-insiden itu cuma merupakan semacam gema dari berakhirnya pertempuran, yang ditandai tuntasnya penarikan pasukan darat Israel dari Jalur Gaza. Juru bicara angkatan bersenjata Israel, Avital Leibowitz mengutarakan hari Rabu (21/01):

„Pagi ini tentara Israel terakhir telah meninggalkan Jalur Gaza. Pasukan kini ditempatkan di wilayah perbatasan Jalur Gaza, disiapkan untuk menghadapi segala bentuk skenario dan kemungkinan."

Israelischer Panzer an der Grenze zu Gaza
Tank Israel di perbatasan GazaFoto: AP

Bisa masuk lagi ke Gaza dengan cepat

Hamas telah memberikan waktu sepekan bagi Israel untuk menarik pasukan dan Israel melakukannya dalam tiga hari. Tapi dari posisi saat ini, pasukan Israel dapat dengan cepat masuk kembali ke Gaza jika kelompok militan Palestina kembali menembaki Israel dengan roket. Pemerintah dan angkatan bersenjata Israel berasumsi bahwa gencatan senjata saat ini akan ditaati. Namun, bagaimana sikap Israel bila Hamas kembali meluncurkan roket? Kepada pemancar Radio Israel, pejabat Departemen Pertahanan Israel Amos Gilad, mengutarakan:

„Saya kira, tujuan kami dipahami. Hamas terpukul sekali melalui serangan militer. Mereka mengerti bahwa menyerang Israel tidak ada gunannya. Pemimpin Hamas, Khaled Mashal sendiri mengatakan, mereka melakukan kesalahan dan tidak menduga reaksi besar semacam itu. Yang dimaksudkannya itu adalah skala serangan yang besar, kualitas serta lamanya. Saya tidak akan heran bila mereka sekarang berupaya untuk tidak menyerang. Seandainya toh melakukannya juga, rencana reaksi yang diperlukan telah dipersiapkan."

Bewaffneter Soldat in Gaza
Foto: AP

Upaya diplomatik bebaskan Kopral Shalit

Amos Gilad, jenderal pasukan tentara cadangan, juga mengupayakan langkah-langkah diplomatik. Namun dalam pembicaraannya dengan penengah Mesir pada hari-hari terakhir Perang Gaza, belum juga ditemukan terobosan. Hamas dan Israel masih belum menyepakati rencana lima butir yang digagas Mesir yang antara lain mencakup pembukaan perbatasan Jalur Gaza. Pembicaraan berikutnya direncanakan digelar di Kairo hari Kamis (22/01). Pada kesempatan itu, delegasi Israel akan mengajukan permasalahan terkait Kopral Gilad Shalit. Tentara Israel itu diculik oleh warga Palestina bersenjata dua setengah tahun yang lalu dan dibawa ke Jalur Gaza. Mengenai upaya pembebasan Gilad Shalit ini, Jenderal Amos Gilad mengatakan:

„Saat ini kami berupaya menggunakan keberhasilan operasi untuk mempercepat kemungkinan proses pembebasan Shalit. Tapi, kami tidak bisa memberikan pernyataan lain. Karena setiap rincian akan mengganggu upaya ini."

Jika Israel berhasil melakukan pertukaran tawanan, menukarkan Shalit dengan pejuang Hamas, ini akan merupakan keberhasilan yang spektakuler. Namun, pemerintah Israel saat ini masih harus berhadapan dengan dampak perang yang membuatnya lebih gerah. Angkatan bersenjata Israel kini melakukan pemeriksaan internal apakah mereka telah menggunakan granat fosfor yang dapat menimbulkan luka bakar yang berat selama Perang Gaza di wilayah yang padat penduduk. Organisasi hak asasi Amnesty International menyatakan, pemakaian senjata fosfor adalah kejahatan perang. (cs)