1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Patung-Patung Nazi-Hitler Masih Dipamerkan di Jerman

Christine Lehnen
1 Juni 2023

Hitler menugaskan penyelesaian ribuan karya seni, seringkali untuk melambangkan kekuatan rezim Nazi. Sekarang dua patung kuda akan dipamerkan di sebuah museum di Berlin, dan menyulut debat soal karya seni Nazi.

https://p.dw.com/p/4S1Gr
Salah satu patung kuda Hitler karya Josef Thorak di museum Zitadelle Spandau, Berlin
Salah satu patung kuda Hitler karya Josef Thorak di museum Zitadelle Spandau, BerlinFoto: Carsten Koall/dpa/picture alliance

Artis Nazi Josef Thorak menciptakan dua patung kuda perunggu yang diberi judul "Schreitende Pferde" (Kuda Melangkah). Kini patung-patung tersebut akan ditampilkan kembali untuk pertama kalinya di Zitadelle Spandau, sebuah bekas benteng era Renaisans di Berlin yang sekarang dijadikan museum. Salah satu kuda telah dipajang di sana selama beberapa waktu, dan yang kedua sedang diperiksa oleh ahli renovasi patung.

Kedua patung perunggu itu rencananya akan ditampilkan pada 10 September 2023, dan akan dipajang secara permanen bersama dengan karya seni Nazi lainnya.

Ditugaskan oleh Adolf Hitler pada puncak kekuasaannya, kembaran kolosal "Kuda Melangkah" telah berdiri di taman pusat pemerintahan Hitler dari tahun 1939 hingga 1943. Mereka adalah bagian dari ribuan karya perunggu yang dibuat untuk rezim Nazi dalam usahanya untuk mengubah Berlin menjadi ibu kota global kekaisaran "Germania."

Seorang petugas museum membuka bungkus patung kuda
Seorang petugas museum membuka bungkus patung kudaFoto: Britta Pedersen/dpa/picture alliance

Josef Thorak lahir di Wina, Austria, tahun 1889 dan bersekolah di Akademi Seni Wina, kemudian pindah ke Akademi Seni Berlin pada tahun 1915. Setelah menyelesaikan studinya, dia berkarir dan menjadi terkenal sebagai pematung karya-karya monumental.

Gayanya yang monumental menarik perhatian banyak pihak, termasuk rezim Nazi di Jerman. Dia dikenal secara internasional ketika mengerjakan, antara lain, Monumen Keamanan di Ankara, Turki, tahun 1934. Sejak 1937, Josef Thorak menjadi salah satu pematung pilihan Nazi dan ditugaskan untuk membuat patung-patung propaganda yang tak terhitung jumlahnya, yang menekankan kekuatan dan kejayaan Hitler dan Nazi.

Hitler dan rezim Nazi telah memburu dan menganiaya seniman Yahudi, dan mengkategorikan karya-karya modern mereka sebagai "Entartete Kunst" (Seni Murahan). Selain itu, Nazi juga menjarah koleksi para kolektor Yahudi. Untuk bergabung dengan Nazi, Josef Thorak menceraikan istri Yahudinya dan menerima posisi bergengsi di Akademi Seni Rupa di München. Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, dia masih berkarya sampai kematiannya tahun 1952.

Josef Thorak sedang menyelesaikan patung Joseph Goebbels, tokoh propaganda Nazi
Josef Thorak sedang menyelesaikan patung Joseph Goebbels, tokoh propaganda Nazi, 1938Foto: Austrian Archives/brandstaetter images/picture alliance

Mengapa memajang lagi patung Nazi?

"Kuda Melangkah" baru ditemukan kembali tahun 2015 setelah penggerebekan spektakuler di jaringan perdagangan gelap karya-karya seni mahal. Polisi ketika itu mengamankan patung kuda Josef Thorak dan patung-patung karya Fritz Klimsch dan Arno Breker, dua seniman favorit Hitler lainnya.

Karya-karya itu diperjualbelikan di pasar gelap, karena di Jerman karya-karya seni Nazi masih dianggap barang tabu di pasar resmi. Sejarawan seni Christian Fuhrmeister pada 2015 menjelaskan kepada DW, "Ada beberapa kolektor pribadi di Jerman, di Amerika Serikat, atau di Rusia, yang antusias dengan hal-hal seperti itu," katanya.

Menurut situs resmi Zitadelle Spandau, bekas benteng Renaisans yang diubah menjadi ruang pameran, tujuan memajang patung tersebut adalah untuk menjelaskan bagaimana "masing-masing kekuatan negara ingin membentuk pemandangan kota Berlin" melalui monumen-monumen yang mereka pesan. Koleksinya menampilkan monumen yang dibuat dari tahun 1849 hingga 1986, meliputi era Kekaisaran Jerman, Republik Weimar, era Jerman Nazi, dan di bawah rezim sosialis Jerman Timur.

Patung-patung itu adalah "saksi sejarah Jerman", kata Zitadelle Spandau di situs internetnya. Panitia menganggap monumen yang ditampilkan adalah "simbol penting" sejarah Jerman. Kata "penting" di sini mungkin membuat orang heran, tetapi pihak museum menjelaskan bahwa hal itu bertujuan untuk menjadikan Zitadelle Spandau sebagau pusat studi tentang monumen "beracun".

Patung-Patung Nazi di ruang publik Jerman

Sebelumnya, pajangan karya seni Nazi di Jerman menuai protes keras. Tahun lalu, Pinakothek di München dikecam karena memajang lukisan karya Adolf Ziegler, seniman Nazi lainnya. Georg Baselitz, salah satu seniman hidup paling berpengaruh di dunia, menyerukan agar lukisan itu diturunkan.

"Mengejutkan, bahwa propaganda Nazi yang dilakukan dengan cara kotor seperti ini (muncul) di museum München," tulis Georg Baselitz dalam sebuah surat terbuka Oktober lalu. Dia mengatakan, adalah "tak tertahankan" bahwa karya seniman-seniman yang dianiaya oleh Nazi digantung di samping karya seniman-seniman yang turut mendukung penganiayaan mereka.

Faktanya, banyak patung propaganda Nazi tetap berada di ruang publik Jerman, seperti di Stadion Olimpiade Berlin, yang dipesan oleh rezim Nazi untuk Olimpiade 1936. Menjelang Piala Dunia 2006, di mana stadion ini menjadi salah satu tempat penyelenggaraannya, sejumlah aktivis menyerukan agar patung-patung itu dicopot. Namun, kota Berlin menolak dengan alasan pemindahan akan menjadi penyangkalan terhadap sejarah Jerman. (hp/yf)