1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jokowi Pidatokan Kemenangan, Prabowo Tolak Hasil Pemilu

21 Mei 2019

Jokowi-Ma’ruf sampaikan pidato kemenangannya di Kampung Deret, Jakarta Pusat. Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga tolak hasil pilpres yang telah ditetapkan KPU. Pihaknya akan segera menempuh jalur hukum.

https://p.dw.com/p/3IoiU
Indonesien Wahlsieger Jokowi-Ma'ruf
Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden

Pasangan Jokowi-Ma'ruf mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kemenangannya di Pilpres 2019. Ia pun mengatakan bahwa bangsa Indonesia sepatutnya bangga karena mampu bersikap dewasa dalam berdemokrasi.

"Saya dan Kiai Ma'ruf Amin mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia di manapun berada atas kepercayaan yang diberikan kepada kami. Kepercayaan dan amanah rakyat kepada kami tersebut akan kami wujudkan dalam program-program pembangunan yang adil dan merata untuk seluruh golongan dan lapisan masyarakat di seluruh pelosok Indonesia,” kata Jokowi dalam pidato kemenangannya yang dibacanya di Kampung Deret, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.

Menurutnya penerimaan hasil pemilu kali ini, merupakan bentuk terhadap kedaulatan rakyat yang sesungguhnya. Saat disinggung mengenai sikap Prabowo, Jokowi pun menghargai sikap rivalnya tersebut yang berencana menempuh jalur hukum untuk merespon hasil Pilpres 2019. Ia juga menyatakan ingin terus menjalin persahabatan dengan Prabowo, Sandi, dan para pendukungnya.

Kubu paslon 02 tolak hasil pilpres dari KPU

Sementara bertempat di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan dirinya menolak penetapan Komisi Pemiliha Umum (KPU) Republik Indonesia terkait hasil pemilihan presiden 2019. Ia bersikeras, dalam proses berjalan pemilu kali ini dipenuhi aksi-aksi kecurangan yang terstruktur dan masif. Ia juga merasa waktu penetapan yang dilakukan KPU diluar dari kebiasaan.

"Kami pihak paslon 02 menolak semua hasil penghitungan suara pilpres yang diumumkan KPU pada tanggal 21 Mei 2019 dini hari tadi. Di samping itu, pihak paslon 02 juga merasa pengumuman rekapitulasi hasil tersebut dilaksanakan pada waktu yang janggal di luar kebiasaan," ujar Prabowo dilansir dari Detik News.

Dalam penyampaiannya ia ditemani oleh pasangannya calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno.

"Seperti yang telah disampaikan pada pemaparan kecurangan Pemilu 2019 di Hotel Sahid Jaya pada tanggal 14 Mei 2019 yang lalu, kami pihak pasangan calon 02, tidak akan menerima hasil penghitungan suara yang dilakukan oleh KPU selama penghitungan tersebut bersumber pada kecurangan," Prabowo menambahkan.

Menurut Prabowo, pihaknya telah memberikan kesempatan kepada KPU untuk memperbaiki seluruh proses pemilu yang berjalan. Namun ia merasa KPU tidak memperbaiki proses tersebut hingga detik-detik terakhir pengumuman. Ia menegaskan akan melakukan seluruh upaya hukum untuk membela kedaulatan rakyat dan menghimbau kepada para pendukungnya untuk menjalankan aksi dengan damai.

Kembali membangun persatuan bangsa

Menanggapi ini, pengamat politik Karyono Wibowo berpendapat sikap yang ditunjukkan kubu paslon 02 sebagai sikap yang tidak legowo dalam menyikapi hasil pemilu. Ia khawatir ini akan memperburuk citra demokrasi di Indonesia.

"Justru pertarungan antar kontestan peserta pemilu justru ini yang membuat wajah buruk demokrasi kita. Yang dicap curang, sikap tidak mau menerima kalah, itu yang justru memberikan kontribusi buruk dalam proses demokrasi kita,” ujar Karyono saat diwawancarai DW Indonesia.

Karyono berharap para tokoh politik, agama, dan masyarakat agar bisa memberikan contoh yang baik kepada publik sehingga persatuan bangsa kembali terbangun. rap/yp (dari berbagai sumber)