1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penyimpanan Listrik dengan Baterai Semakin Diminati

Klaus Deuse
20 Februari 2021

Pembangkit listrik tenaga angin dan surya tidak menghasilkan listrik yang cukup setiap saat dan dalam segala kondisi cuaca. Transisi energi Jerman bergantung penyimpanan daya energi terbarukan, baterai jadi jawabannya.

https://p.dw.com/p/3pZyq
Foto ilustrasi panel surya
Foto ilustrasi panel suryaFoto: picture-alliance/Klaus Ohlenschläger

Di Jerman, 42 persen dari total pembangkit listrik berasal dari energi terbarukan. Sementara energi nuklir dan batubara menyumbang masing-masing sekitar 12 persen dan 28 persen.

Saat ini transisi sumber energi di Jerman sedang berjalan, di mana pembangkit listrik tenaga batu bara akan ditutup selambat-lambatnya pada tahun 2038. Pembangkit listrik tenaga batu bara adalah pembangkit listrik yang sejauh ini diandalkan dalam menyeimbangkan kebutuhan jaringan listrik di sana.

Bagaimanapun, pembangkit listrik tenaga angin dan surya tidak selalu dapat menyediakan jumlah listrik yang dibutuhkan sepanjang waktu karena bergantung pada cuaca dan kondisi musiman.

Tetapi ketika energi terbarukan memberikan lebih dari cukup daya pada waktu tertentu, idealnya perlu disimpan untuk pasokan di hari-hari ketika cuaca tidak mendukung. Untuk melakukan itu, banyak perusahaan mengandalkan fasilitas penyimpanan menggunakan baterai lama atau baru dari kendaraan listrik. Tiga fasilitas semacam itu terletak di negara bagian Jerman barat, Nord-Rhein Westfalen.

Baterai mobil listrik Smart III
Baterai mobil listrik Smart III digunakan sebagai penyimanan listrikFoto: picture-alliance/dpa/A. Burgi

Sedikit penurunan sistem bisa berakibat fatal

Bahkan sedikit penurunan frekuensi sistem dari 50 hertz menjadi 47 hertz dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi jaringan listrik Jerman dan berpotensi menyebabkan pemadaman. Hal ini dapat terjadi selama periode hembusan angin lemah yang berkepanjangan dan langit mendung di periode musim dingin, yang berarti bahwa tidak cukup daya yang berasal dari pembangkit tenaga angin dan surya, sementara permintaan listrik tetap tinggi.

Inilah sebabnya mengapa fasilitas penyimpanan baterai berkapasitas tinggi dinilai sebagai komponen penting dari keberjasilan transisi energi, yang mengarah ke penggunaan energi terbarukan yang lebih besar. "Teknologi penyimpanan semacam itu memiliki potensi besar," kata Alexa Velten dari penyedia layanan EnergyAgency.NRW kepada DW.

Menguntungkan operator listrik

Teknologi ini dinilai menguntungkan operator. Tenaga listrik yang berlebihan dari pembangkit listrik energi terbarukan dapat dibeli dengan harga yang relatif murah dan dijual sesuai permintaan dengan keuntungan yang bagus.

Velten mengatakan, tidak lebih dari satu jam untuk mendapatkan kapasitas 12 megawatt-jam. Itu dapat dialirkan ke dalam grid dengan cepat dan hampir tidak ada listrik yang terbuang.

"Tingkat pengurasan sendiri dari fasilitas penyimpanan seperti itu hanya sekitar 4% hingga 5% per bulan."

Fasilitas penyimpanan dikembangkan

Pengembang sistem yang berbasis di München, The Mobility House (THM) sangat terlibat dalam proyek penyimpanan semacam itu. Di Werdohl-Elvering, di lokasi pembangkit listrik tenaga batubara yang terbengkalai, THM dan mitranya seperti Daimler menggabungkan 2.000 modul lithium-ion dari 600 mobil listrik Smart untuk membuat fasilitas penyimpanan listrik dengan kapasitas 10 megawatt-jam.

Pembangkit listrik yang dinonaktifkan menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan oleh fasilitas penyimpanan listrik yang sangat besar. Nord-Rhein Westfalen memiliki banyak lokasi seperti itu dan oleh karenanya cocok untuk dijadikan sebagai lokasi fasilitas penyimpanan.

Perusahaan listrik Jerman RWE telah memanfaatkan infrastruktur jaringan listrik yang ada di Herdecke, yang sebelumnya merupakan tempat pembangkit listrik tenaga pompa (PLTP). RWE telah membangun fasilitas penyimpanan baterai berkapasitas 7 megawatt-jam.

Listriki dari energi terbarukan perlu disimpan dengan cara yang efisien
Listriki dari energi terbarukan perlu disimpan dengan cara yang efisienFoto: picture-alliance/dpa/C. Charisius

Baterai dari Tesla

Di lokasi fasilitas penyimpanan lain yang berada di Lünen, perusahaan pengelola limbah Remondis membantu membangun fasilitas penyimpanan beterai berkapasitas 13 megawatt-jam dari 1.000 aki mobil bekas.

Di sini mereka menggunakan baterai dari Tesla, yang awalnya dibuat oleh pembuat mobil untuk E-Smart pertama. Alexa Velten mengatakan penggunaan baterai bekas di fasilitas penyimpanan "memperpanjang masa pakainya hingga 10 tahun." Baru kemudian mereka harus didaur ulang.

Velten menjelaskan bahwa daur ulang baterai perlu mendapat perlakuan khusus, karena mengandung sejumlah elemen tanah jarang yang berharga.

Terlepas dari baterai yang digunakan berasal penggunaan pertama atau penggunaan kedua, keduanya mampu menyimpan listrik dari energi terbarukan. Permintaan akan baterai pasti akan melonjak karena semakin banyak pembangkit listrik tenaga batu bara yang disetop dari jaringan di Jerman.

Di saat yang sama, pencarian bahan baku alternatif untuk produksi baterai terus berlanjut, menurut Velten. Ini karena elemen tanah jarang yang dibutuhkan untuk memproduksi baterai lithium-ion bersifat langka dan sangat mahal.

(Ed: rap/yp)