1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eropa Rayakan "Stabilitas" Politik Jerman

28 September 2021

Ketika Uni Eropa masih membisu, Prancis mengajak partai politik Jerman untuk bertatap muka. Sebaliknya Rusia sudah menuntut kelanjutan kerjasama, terutama untuk proyek pipa gas Nord Stream 2.

https://p.dw.com/p/40vq6
Gedung Parlemen Jerman, Reichstag
Gedung Parlemen Jerman, ReichstagFoto: Frank Peters/Zoonar/picture alliance

Uni Eropa masih bergeming dan terkesan enggan mengomentari pemilihan umum Jerman. Penyebabnya adalah perolehan suara yang tipis, dan perundingan koalisi yang diyakini akan berlangsung alot dan lama.

Biasanya Brussels tampil paling pertama memberi ucapan selamat kepada pemenang pemilu di negara anggota. Namun kini, Komisi Eropa akan menunda ucapan sampai pembentukan pemerintahan resmi di Berlin.

"Kami belum bisa menawarkan komentar terhadap hasil pemilu di Jerman," kata juru bicara Komisi Eropa, Dana Spinant, Senin (27/9). Menurutnya tradisi ucapan selamat "berbeda dengan mengomentari hasil pemilu di level nasional yang belum menghasilkan pembentukan pemerintahan baru."

Sikap diam Brussels tidak serta merta berlaku buat anggota Parlemen Eropa. Perolehan suara tertinggi yang dibukukan Partai Sosial Demokrat Jerman (SPD) misalnya mengundang reaksi positif dari kelompok kiri tengah di Strassbourg. "Ini adalah kabar baik bagi Uni Eropa, karena Olaf Scholz, mampu menggerakkan reformasi untuk beradaptasi di era digital dan merespons tantangan global dengan menempatkan penduduk dalam prioritas," kata ketua fraksi sosialis dan demokrat di Parlemen Eropa, Iratxe Garcia.

Pipa gas Nord Stream antara Rusia dan Jerman
Pipa gas Nord Stream 2 yang kontroversial akan tetap dilanjutkan pascasukses kekuasaan di Jerman.

Sebaliknya Partai Rakyat Eropa (EEP) yang berhaluan konservatif sejauh ini belum memberikan reaksi apapun terkait pemilu di Jerman.

Prancis sebaliknya bergegas memberikan selamat kepada Jerman atas kemenangan "stabilitas dan keberlanjutan"dalam pemilihan umum, kata Menteri Eropa Clement Beaune kepada stasiun televisi France 2, Senin (27/9). "Ini adalah negara yang merupakan tetangga dekat kita, dan memprioritaskan modernisasi, stabilitas dan keberlanjutan."

"Saya kira, secara informal, pembicaraan antara kami dan partai-partai politik Jerman sebaiknya dimulai sekarang juga agar kita bisa saling mengenal satu sama lain," imbuhnya.

"Keberlanjutan" diplomatik dengan Rusia

Jalannya pemilu di Jerman terutama diantisipasi di Rusia yang kerap terlibat dalam konflik dengan Berlin. "Kami juga menyimak apa yang terjadi dan bagaimana hasilnya, tidak perlu ditegaskan lagi bahwa kami berharap keberlanjutan relasi bilateral kedua negara," kata juru bicara Kremlin, Dimitry Peskov.

Menurutnya kedua negara harus lebih giat menyelesaikan percekcokan lewat jalur dialog. "Kita tidak bebas dari ketidaksepakatan. Tapi kita saling memahami bahwa masalah bisa dan harus diatasi lewat dialog," imbuhnya kepada kantor berita TASS.

Jerman dan Rusia terlibat dalam pembangunan pipa gas Nord Stream 2 yang mampu mentransfer 55 miliar meter kubik gas alam setiap tahun. Proyek itu dikritik Amerika Serikat karena dianggap melukai kepentingan Ukraina, yang selama ini mengalirkan gas dari Rusia ke Jerman.

Saat ini kedua kandidat kanselir Jerman, Olaf Scholz dan Armin Laschet, sudah menegaskan bakal melanjutkan kebijakan Angela Merkel terhadap Rusia.

Kepada reporter Jerman, Scholz menegaskan bahwa Moskow sudah berjanji tidak akan menyalahgunakan pipa Nord Stream 2 untuk mempersenjatai gas melawan Ukraina. Menurutnya Presiden Vladimir Putin sudah menegaskan bahwa "Ukraina akan tetap menjadi negara transit dan kami akan memastikan pasokan gas ke negara-negara Eropa timur tidak terancam oleh Rusia."

rzn/gtp (afp, rtr, tass)