1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

251110 USA Klima Cancun

26 November 2010

Setelah KTT Iklim Kopnehagen dianggap gagal, tidak teralalu tinggi harapan yang diusung di Cancun. Terutama dari Amerika Serikat, produsen emisi karbon terbesar ke dua, tidak terlihat kemajuan yang berarti.

https://p.dw.com/p/QJTa
Presiden AS Barack ObamaFoto: AP

Sehari setelah kekalahan partai Demokrat dalam pemilihan kongres Amerika Serikat, Presiden Barack Obama telah mengakui bahwa akan sulit untuk meloloskan undang-undang iklim ke Kongres. Mereka mengkhawatirkan dampak negatif bagi kondisi keuangan akibat ongkos energi yang lebih mahal dan semakin bertambahnya angka pengangguran.

Dalam konferensi pers, sehari setelah kekalahan dalam pemilihan Kongres, Obama mengatakan, "Masih terlalu dini untuk mengatakan, apakah dalam bidang ini kita bisa mencapai kemajuan. Menurut saya, ini masih mungkin. Perdagangan emisi karbon hanya salah satu cara mencapai tujuan. Tapi bukan satu-satunya cara. Dan saya akan mencari cara lain untuk menangani masalah ini."

Ini diperlukan, jika Obama ingin memenuhi janji yang ia katakan di Kopenhagen. Yakni, mengurangi emisi sebesar 17 persen hingga 2020. Peraturan resmi yang mendukungnya baru akan diterapkan tahun 2011 depan. Memang pihak Republik akan berusaha untuk mencegahnya dengan mengeluarkan peraturan baru. Namun, peraturan tersebut harus ditandatangani terlebih dahulu oleh presiden. Dan ini tidak akan terjadi, demikian menurut Todd Stern, pejabat khusus urusan iklim Amerika Serikat.

Lagipula Obama berharap untuk bisa mencapai kesepakatan tertentu dengan partai Republik. Nick Loris, pakar energi dari Think Tanks Heritage Foundation yakin bahwa ini bisa berhasil, "Ini tentang politik yang tidak kami dukung. Tetapi tetap saja mungkin. Jika kita melihat pemerintahan Bush, ada juga dua peraturan energi. Tahun 2005 dan 2007. Pihak konservatif dan mereka yang pro pasar bebas dulu menentangnya. Tetapi beberapa orang dari partai Republik mendukung undang-undang tersebut."

Belum lagi, beberapa negara bagian seperti Kalifornia telah meresmikan peraturan ketat tentang gas buangan dan kini juga mengajukan peraturan tentang perdagangan emisi. Menurut Kyle Ash, pakar iklim dari Greenpeace, hingga pemilihan Kongres, strategi Amerika Serikat adalah menunda perundingan hingga tercapainya sebuah undang-undang iklim. Jika mereka bertahan dengan hal ini, maka berarti jangka waktunya diperpanjang menjadi tiga tahun dan mereka berharap untuk menang dalam pemilihan presiden selanjutnya. Ini juga berarti Amerika Serikat akan semakin tertinggal dalam politik iklim.

Namun, Ash berpendapat masih ada kemungkinan yang lain, "Jika Obama mau, ia punya otoritas dengan kekuatan hukum, yang bisa mewajibkan Amerika Serikat untuk menjalankan semua tujuan pengurangan dan sejumlah kesepakatan yang ditetapkan di Cancun."

Bahkan ia bisa menjanjikan bantuan keuangan, karena dana tersebut sudah ada sejak lama dan tidak perlu harus disetujui oleh Kongres terlebih dahulu. Namun, Ash mengakui, bahwa harus sangat optimis untuk berharap agar Obama mengubah cara pendekatannya dalam masalah politik iklim. Karena bagaimana pun juga, menurut Ash, organisasi lingkungan telah lama mendesaknya untuk mengambil alih peran pimpinan. Hingga kini usaha tersebut belum berhasil. Dan belum terdengar rencana Obama untuk turut menghadiri konferensi iklim di Cancun.

Christina Bergmann/Vidi Legowo-Zipperer

Editor: Ayu Purwaningsih