220908 Finanzkrise Reaktionen
23 September 2008Kanselir Jerman Angela Merkel sudah menyatakan penolakan akhir pekan lalu. Saat menghadiri kongress ekonomi di Linz, Austria, ia menegur AS yang cukup lama menolak untuk menerapkan peraturan internasional tentang pemberian kredit dan perdagangan kredit.
Permintaan Menteri Keuangan AS Henry Paulson agar negara-negara lain mengambil langkah serupa, yaitu menyediakan anggaran untuk menyelamatkan lembaga keuangan, ditolak Merkel.
Di Berlin, dalam pertemuan dengan sejumlah pengusaha, Kanselir Merkel menyerukan kembali tuntutan ditaatinya peraturan main di dunia keuangan internasional.
Merkel mengatakan, "Terutama menyangkut transparansi. Menyangkut, jika orang mengambil resiko sangat tinggi dengan produk pasar uang inovatif, ia menjaminnya dengan modal sendiri yang lebih tinggi. Sebetulnya, ini bukan aturan baru."
Merkel juga menyinggung dampak globalisasi. Ia mengatakan, apa yang menguntungkan perekonomian nasional, kini dengan pembagian resiko juga mendatangkan kerugian bagi semua pihak.
Dampak krisis perbankan dan kredit perumahan akan terus membebani Jerman. Ini diyakini betul oleh Menteri Keuangan Peer Steinbrück.
Media memberitakan bahwa pemerintah Jerman menurunkan angka ramalan pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan, dari 1,2 menjadi 0,5% lebih rendah. Namun Steinbruck menilai, pada dasarnya perekonomian Jerman cukup kuat untuk menghadapi krisis di pasar uang.
Steinbrück mengatakan, "Krisis ini akan meninggalkan bekas yang dalam terutama di AS. Tapi di Eropa juga terasa imbasnya. Saya hanya mengatakan, di Jerman terdapat sejumlah bukti dan fakta yang menunjukkan bahwa kita tidak akan mengalami kerugian dalam bentuk dan bobot yang sama seperti di AS."
Steinbrück juga menegaskan, Jerman tidak perlu mengikuti langkah AS membuat paket penyelamatan dengan menyediakan dana 700 miliar dolar guna memulihkan kondisi lembaga-lembaga keuangan yang bermasalah akibat kredit perumahan yang macet.
Dari lima bank investasi terbesar yang tersisa di AS, tiga diantaranya diambil alih atau bangkrut, yaitu Bear Stearns, Merrill Lynch dan Lehman Brothers. Dua yang terakhir itu kini mengganti model usahanya.
Sebelumnya, Bank Sentral Amerika Serikat, the Fed, menyetujui permintaan dua bank investasi terbesar lainnya, Goldman Sachs dan Morgan Stanley untuk mengubah status menjadi perusahaan perbankan biasa.
Perubahan status ini membawa akibat keduanya harus tunduk pada peraturan dan pengawasan bank sentral. Namun, akses bagi bantuan bank sentral AS kini juga terbuka bagi keduanya. (rp)