1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ke Mana Arah Politik AS mengenai Irak setelah Era Bush?

19 Maret 2008

Tema Irak tidak pernah terlupakan dalam kampanye para calon kadidat presiden Amerika Serikat. Seberapa jauhkah mereka mempersiapkan strategi politik mereka?

https://p.dw.com/p/DR7R
Foto: AP
John Mc Cain, Hillary Clinton, Barack Obama: para calon kandidat presiden Amerika Serikat ini banyak berbicara tentang perang Irak dalam kampanye mereka. Sekilas, pernyataan mereka jelas: Obama dan Clinton ingin penarikan pasukan dari Irak, sementara McCain dari Partai Republik ingin keberadaan pasukan di sana tetap dipertahankan. Tetapi strategi seperti apakah yang akan dilancarkan oleh mereka? John McCain, veteran perang Vietnam dan pendukung perang Irak, berpendapat, rencana penarikan pasukan para saingannya dari Partai Demokrat hanya akan berakibat fatal.

"Tahukan kalian apa ini artinya? Ini berarti kita menyerah. Kedua pimpinan Demokrat ingin melambaikan bendera putih."

Mundur dari Irak bagi McCain berarti: kemenangan untuk Al Qaida, kemenangan untuk Iran, dan kekalahan bagi negara adidaya Amerika Serikat. Karena itu, senator berusia 71 tahun ini ingin lebih banyak tentara Amerika yang dikirimkan ke Irak. Mereka diharapkan bisa mewujudkan rasa aman. Karena baru kemudian lah bisa dimulai langkah politik dan perekonomian. Usai misi tempur di Irak, McCain menginginkan agar Amerika Serikat terus terwakili di negara itu. McCain ingin meyakinkan warga Amerika bahwa keberhasilan di Irak adalah sesuatu yang mungkin.

"Kita telah berhasil. Kita telah berhasil. Saya mempertaruhkan karir politik saya saat saya mendukung penambahan jumlah pasukan. Kita tidak membicarakan tentang kapan pasukan ditarik mundur, melainkan tentang kemenangan dan apa yang dibutuhkan untuk mencapainya." Pertanyaannya adalah, apakah arti kemenangan di Irak? Berapa banyak lagi korban yang harus tewas, waktu yang terbuang, dan uang yang dikucurkan? Ini tidak bisa dijawab oleh McCain secara tegas. Lain halnya dengan para pesaingnya. Kalimat seperti "menang di Irak" tidak muncul. Janji mereka adalah "keluar dari Irak". Barack Obama mendukung rencana penarikan pasukan hingga akhir 2009. "Kita harus menetapkan tanggal. Jika kita menunjukkan kepada warga Irak bahwa kita serius mempertemukan Syiah, Sunni dan Kurdi untuk berunding, maka seharusnya mereka menyadari bahwa kita serius." Obama, yang dari awal menentang perang, ingin memaksakan fraksi agama dan politik Irak untuk mencapai kompromi. Hillary Clinton juga menjanjikan, penarikan mundur pasukan Amerika dari Irak akan segera dimulai jika ia yang terpilih menjadi presiden. "Dalam kurun waktu 60 hari saya akan mulai menarik mundur pasukan. Satu hingga dua brigade setiap bulan. Dan seluruh pasukan bisa keluar dari Irak dalam satu tahun."

Tetapi pernyataan Clinton ini hanya berlaku bagi tentara yang aktif bertempur. Clinton ingin agar sebagian pasukan tetap berada di Irak untuk menjaga kedutaan Amerika Serikat, pelatihan militer dan perang melawan terorisme. Berapa banyak dan berapa lama? Tidak ada jawaban yang jelas.

Pernyataan-pernyataan yang tidak pasti baik dari Clinton mau pun Obama, memberikan mereka ruang bermain politik yang cukup luas, cukup longgar untuk nantinya bisa berganti haluan lagi saat mereka menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.(vl)