1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Oposisi Menangkan Pemilihan Parlemen Pakistan

20 Februari 2008

Kamis (21/02), Partai Rakyat Pakistan PPP dan Partai Liga Muslim Nawaz PLMN akan berunding membahas pembangunan koalisi pemerintahan. Tapi semua opsi masih terbuka. Juga partai pemerintah PMLQ siap bernegosiasi.

https://p.dw.com/p/DA9C
Foto: AP

Hasil pemilu menunjukkan, rakyat Pakistan jelas-jelas menolak politik Presiden Pervez Musharraf. Di saat-saat perhitungan terakhir kartu suara, tampak jelas bahwa dukungan untuk partai-partai oposisi melonjat. Sedangkan partai pemerintah, PMLQ, tertinggal jauh di belakang, di posisi ketiga, sama posisinya dengan partai koalisi Islam militan, MMA yang minim dukungan.

Meski hasil pemilihan parlemen Pakistan ini belum resmi, Nawaz Sharif dari partai PMLN sudah menyuarakan tuntutan. "Kami sama sekali tidak menerima keputusan-keputusan Musharraf pada tahun 2007 yang semena-mena itu, seperti menyatakan situasi darurat. Kami juga tak bersedia dan menolak pemberhentian para hakim. Semua keputusan Musharaf harus dibatalkan agar para hakim bisa kembali mengemban tugasnya. Kita harus membalikan keputusan itu."

Dengan pernyataan ini, Sharif memposisikan partainya sebagai mitra perundingan dalam pemerintahan koalisi yang tampaknya bakal dibentuk.

Menurut Televisi GEO, partai Nawaz Sharif, PMLN, telah berhasil meraih 25 kursi dalam parlemen baru. Bila partainya bisa berkoalisi dengan Partai Rakyat yang lebih kuat, maka peluang untuk menggalang suara duapertiga parlemen akan lebih besar. Dan untuk menggulirkan proses pencabutan dari jabatan presiden diperlukan dua pertiga suara parlemen Pakistan

Namun Asif Zardari orang kuat di Partai Rakyat, sampai kini menunjukan sikap terbuka untuk semua opsi, termasuk bekerja sama dengan Presiden Musharraf. Minggu ini partainya merupakan salah satu partai yang siap menjadi mitra perundingan mengenai pembentukan pemerintahan koalisi.

Hasil suara yang diraih partai pemerintah PMLQ ini, bagaikan tamparan bagi politik Pervez Musharraf. Demikian menurut analis politik Pakistan Talat Masood, “Hasil pemilihan ini melemahkan posisi Musharraf. Ini merupakan penolakan dan dakwaan bagi Musharraf pribadi dan juga bagi politiknya. Di pihak lain, ini merupakan kemenangan bagi demokrasi dan juga bagi kekuatan moderat.”

Memang banyak pemantau yang memandang bahwa pemilihan parlemen Pakistan kali ini berjalan lebih bebas dan adil daripada biasanya. Namun tak dapat dipungkiri, kekerasan telah membayangi masa kampanye ini. Korban yang jatuh sangat tinggi, termasuk 4 orang kandidat yang tewas. Kekacauanpun berlangsung di berbagai lokasi.

Imran Khan, olahragawan idola yang berkiprah sebagai Ketua Partai Gerakan Keadilan, menyampaikan protesnya dengan tidak mencalonkan diri dalam pemilu ini. Ia menuntut mundur Presiden Musharraf.

“Semakin lama ia mempertahankan kekuasaannya, semakin besar pula kekacauan yang berlangsung. Saya pikir Musharaf harus mengundurkan, supaya situasi Pakistan tidak lebih terpuruk lagi”.

Namun tampaknya Musharraf belum bersedia untuk mundur. Seperti Asif Zardari, Presiden Musharaf menyatakan bersedia bekerjasama dengan siapa saja, dari kubu mana saja. (ek)