1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Penanganan Sampah Elektronik di Indonesia

24 Februari 2010

Telefon genggam, pendingin ruangan, komputer rusak, dibuang ke manakankah barang-barang tersebut jika sudah tidak terpakai? Bagaimana kondisinya penanganan limbah berbahaya di Indonesia?

https://p.dw.com/p/MA0H
Foto: BMU / Rupert Oberhäuser

Sampah elektronik meningkat sebanyak 40 juta ton per tahun. Badan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Program Lingkungan UNEP menyebutkan, pada tahun 2020, sampah berupa komputer bekas di Afrika Selatan dan Cina akan melonjak dari 200 persen ke 400 persen, dibandingkan tahun 2007. Di India bahkan melambung hingga 500 persen. Berdasarkan data UNEP, Amerika Serikat tercatat sebagai produsen limbah elektronik terbanyak, mencapai 3 juta ton. Sedangkan posisi kedua diduduki Cina dengan jumlah 2,3 juta ton.

Di Bali, kini berlangsung Konferensi Lanjutan Istimewa Pihak Konvensi Basel, Rotterdam dan Stockholm (ExCOP) untuk mensinergikan tiga konvensi tersebut. Salah satu yang terpenting untuk dicapai adalah kesepakatan dalam penanganan limbah kimia atau elektronik.

Bincang-bincang DW bersama pengamat masalah limbah beracun Dyah Paramitha.

Ayu Purwaningsih

Editor: Yuniman Farid