1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

190110 Israel Sicherheitstechnologie

20 Januari 2010

Pakar keamanan Israel kini bertugas di seluruh dunia. Pakar-pakar yang dilatih militer dan dinas rahasia Israel itu, kini menawarkan jasa keahliannya di manapun hal itu diperlukan.

https://p.dw.com/p/Lbx0
Para penumpang menunggu pemeriksaan di sebuah bandaraFoto: AP

Di kawasan-kawasan konflik atau juga di bandar-bandar udara, di mana teknologi dan kemampuan teknik Israel amat dihargai. Kini pengawasan penumpang di bandara Amsterdam juga dikelola oleh sebuah perusahaan keamanan Israel. Ironisnya, tekniknya dikembangkan oleh Israel dalam perang melawan pejuang Palestina.

Jeff Halper penggiat hak asasi dari Israel menjelaskan, “Israel mengembangkan mekanisme keamanan, taktik dan prosedurnya dalam perang melawan Palestina. Apa yang dilaksanakan di bandara Amsterdam atau di bandara lain di seluruh dunia, adalah sebuah teknologi yang disempurnakan dalam melawan warga Palestina.“

Bahkan serangan militer ke Jalur Gaza setahun lalu, merupakan semacam laboratorium dari strategi perang. Seorang perwira militer Israel menyebutkan, invasi ke Jalur Gaza itu sebagai sebuah latihan militer. Halper mengungkapkan lebih lanjut, “Israel mengekspor pendudukan ini. Dalam arti, menawarkan jasa, teknologi, taktik dan senjatanya. Mereka pergi ke AS dan Eropa, dan juga kepada para diktator dan panglima perang di Afrika dan Asia. Israel sangat aktif di Birma, Cina, di Georgia di Afrika Barat dan di Columbia.“

Jeff Halper adalah ketua Komite Israel anti penghancuran perumahan di Palestina, dan penerima penghargaan warga dunia berprestasi dari Yayasan Kant di Freiburg, Jerman. Halper mengatakan dalam konferensi pers di Berlin, warga Palestina adalah kelinci percobaan dari industri keamanan Israel. Kepada warga Palestina ini, Israel melakukan ujicoba apa yang sukses mereka ekspor saat ini, yakni senjata dan teknologi keamanan.

“Hal itu memberikan keuntungan pasar bagi Israel. Negara mana yang memiliki empat juta orang yang dapat diperlakukan seenaknya, tanpa harus mempertanggung jawabkan tindakannya? Tidak ada pengawasan internasional dan tidak ada tanggung jawab. Mekanismenya memang ada, terdapat PBB, Komisi Hak Asasi Manusia, Konvensi Jenewa dan mahkamah pidana internasional. Tapi tidak ada keinginan masyarakat internasional, untuk memaksa Israel bertanggung jawab,“ ungkap Halper.

Sebaliknya, teknologi kemanan dari Israel itu justru dijadikan standar keamanan di seluruh dunia. Teknik pengawasan dan pemeriksaan penumpang di bandara Ben Gurion dipelajari dan diambil alih. Dengan itu muncul ancaman baru, bukan hanya teroris melainkan juga aktifis politik dan penggiat hak asasi yang dapat dicegah bepergian. Halper mengingatkan, kita harus membunyikan tanda bahaya. Sebab yang akan terjaring dan menjadi korban teknologi militer Israel itu, bukan hanya warga Palestina, melainkan semua orang. Juga teknik itu tidak sempurna. Buktinya, justru pelaku serangan Detroit dapat lolos lewat bandara Amsterdam yang dijaga pakar teknologi keamanan dari Israel.

Bettina Marx/Agus Setiawan

Editor: Asril Ridwan