1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Khawatirkan Kesepakatan di Lembah Swat

20 Februari 2009

Utusan khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan dan Pakistan, Richard Holbrooke, mengutarakan kekhawatirannya atas pemberlakuan hukum Syariah di provinsi Malakand di lembah Swat, barat laut Pakistan.

https://p.dw.com/p/Gy25
Richard HolbrookeFoto: picture-alliance/ dpa

Hal ini diungkapkan Holbrooke kepada Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari dalam pembicaraan lewat telpon. Demikian diungkapkannya hari Kamis (19/02) dalam wawancara dengan stasiun televisi CNN. Richard Holbrooke:

"Sulit untuk mengerti kesepakatan di lembah Swat yang jaraknya hanya sekitar 160 Km dari ibukota Pakistan, Islamabad itu. Presiden Pakistan Zardari mengatakan bahwa itu merupakan kesepakatan sementara dan membuat situasi menjadi stabil."

Namun Holbrooke juga mengungkapkan bahwa Presiden Pakistan Zardari juga tidak menyangkal bahwa ancaman dari lembah Swat tidak hanya ditujukan kepada Pakistan, tetapi juga kepada Amerika Serikat. Kembali Holbrooke:

"Dia tidak menyangkal bahwa orang-orang yang berkuasa di Swat saat ini adalah penjahat kejam dan militan serta merupakan ancaman bagi Pakistan. Saya merasa khawatir dan saya tahu, Menlu Clinton dan presiden juga khawatir bahwa kompromi yang dilaporkan media sebagai kesepakatan itu merupakan tanda menyerah."

Kekerasan dan pertumpahan darah diharapkan berkurang

Lembah Swat dulu merupakan kawasan wisata bagi penduduk kota. Tahun 2007 lembah itu dikuasai oleh kelompok-kelompok islam radikal Pakistan yang punya hubungan dengan Taliban. Pertengahan tahun lalu, angkatan bersenjata Pakistan mulai melakukan serangan-serangan di lembah Swat, namun tidak membawa hasil.

Melalui kesepakatan pemberlakuan hukum Syariah di lembah Swat, Pakistan berharap dapat mengurangi kekerasan dan pertumpahan darah di wilayah itu dan melihat itu sebagai penyelesaian terbaik. Namun, kelompok-kelompok berhaluan keras itu harus dilucuti. Inilah yang membuat NATO dan negara-negara tetangga, Afghanistan dan India, juga khawatir, meski kelompok Islam garis keras berjanji untuk meletakkan senjata jika hukum Syariah sudah diberlakukan.

Stabilisasi Afghanistan dapat dicapai lewat Pakistan

Holbrooke kemudian mengutarakan kepada CNN, jika ingin menang dalam perang di Afghanistan, pasukan internasional juga harus menghadapi pejuang-pejuang di Pakistan yang beroperasi di wilayah-wilayah di bawah kekuasaan berbagai etnis dan di luar jangkauan pemerintahan Pakistan di Islamabad. Keamanan di wilayah barat laut Pakistan sangat rawan sejak menjadi tempat persembunyian ratusan pejuang Taliban dan Al Qaida yang lari melewati perbatasan untuk menghindari serangan pasukan internasional di bawah pimpinan AS pada akhir tahun 2001.

Atas pertanyaan berkaitan dengan kemungkinan bahwa para ekstrimis mendapat akses senjata nuklir di Pakistan, utusan khusus AS untuk Afghanistan dan Pakistan Richard Holbrooke menjawab :

"Kami mendapat kepastian dari dinas rahasia Amerika Serikat bahwa arsenal ini dikuasai oleh angkatan bersenjata Pakistan. Tapi ini merupakan isu yang sangat mengkhawatirkan dan tidak boleh diabaikan."

Sementara itu, sekitar 25 orang tewas dan 60 luka-luka dalam sebuah ledakan bom saat pemakaman di barat laut Pakistan. Korban tewas adalah kaum Syiah yang sedang menghadiri pemakaman seorang ulama yang dibunuh di kota Dera Ismail Khan. (Agent/CS)