1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Politik Pertanian Masa Depan

30 Januari 2012

Pangan lewat perkembangan yang berkesinambungan, itu tema Forum Pangan dan Pertanian Internasional di Berlin dalam rangka Pekan Hijau.

https://p.dw.com/p/13tNO
ARCHIV - Ein Tankwagen der Shell AG fährt in der Nähe von Köln durch ein Rapsfeld (Archivfoto vom 16.04.2007, Illustration zum Thema Biosprit). Bei der UN-Konferenz über die biologische Vielfalt vom 19. bis 30. Mai in Bonn geht es um den gefährdeten Naturhaushalt auf der Erde. Auch der Biosprit, der Treibstoff vom Acker, dürfte nicht nur wegen der ökologischen Folgen des immer mehr ausgeweiteten Anbaus, sondern auch wegen der aktuellen Explosion der Nahrungsmittelpreise ein Thema werden. Foto: Oliver Berg dpa/lnw (zu dpa-Themenpaket UN-Naturschutzkonferenz, Korr. "UN-Naturschutzkonferenz in Bonn soll globales Artensterben bremsen" vom 08.05.2008) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Gambar simbol: pertanian dan bahan bakar dari hasil pertanianFoto: picture-alliance/ dpa

Di Indonesia hidup sekitar 240 juta orang. Makanan pokoknya nasi. Dari hasil pertanian, sejauh ini kebutuhan beras bagi rakyat dapat dipenuhi. Tetapi jumlah produksi hanya 10% lebih banyak dari kebutuhan, dan jumlah penduduk terus bertambah. Teknik genetika kini digunakan dalam riset untuk meningkatkan produksi beras. Di laboratorium telah diuji sekitar 200 jenis padi, yang dapat menghasilkan panen satu setengah kali lipat.

Menteri Pertanian Asyraf Suswono mengatakan, "Kami mengharapkan kerjasama internasional dalam penelitian pangan. Kami mencari bibit baru dan kini mengembangkan jenis “Golden Rice”, yang mengandung lebih banyak vitamin A, jadi nilai gizinya lebih tinggi."

Tolak Teknik Genetika

Berlin/ Der EU-Kommissar fuer Landwirtschaft und laendliche Entwicklung, der Rumaene Dacian Ciolos, spricht am Donnerstag (19.01.12) in Berlin waehrend der Eroeffnungsfeier der Messe "Internationale Gruene Woche". Die Messe findet von Freitag (20.01.12) bis Sonntag (29.01.12) statt. (zu dapd-Text)
Dacian Ciolos, Komisaris UE urusan pertanian dan pembangunan pedesaanFoto: picture-alliance/dpa

Tetapi sebagian negara maju tidak bersedia menggunakan teknik genetika, terutama Eropa. Sebagai konsekuensinya, perusahaan kimia raksasa Jerman, BASF menyatakan akan memindahkan penelitian gen tekniknya dari Jerman ke AS. Dacian Ciolos, Komisaris Uni Eropa urusan pertanian dan pembangunan pedesaan mengatakan, orang tidak bisa beranggapan bahwa tumbuhan yang gennya dimanipulasi akan menyelesaikan semua masalah. Menurutnya, penelitian dan inovasi harus memberikan jawaban lebih jauh.

Dijelaskannya, "Tujuannya supaya kita dapat memenuhi kebutuhan. Jadi bukan saja dari segi jumlah tetapi juga kualitas, dan juga mempertimbangkan kelangsungan dan kelestarian penggunaan sumber daya alam. Penelitian sekarang diprioritaskan bagi politik pertanian masa depan. Saya pikir, metodenya juga harus memberikan produk yang diinginkan konsumen."

Keinginan Konsumen Berbeda-Beda

Tetapi apa yang diinginkan konsumen, apa yang jadi kebutuhan mereka dan apa yang kurang? Jawabannya berbeda-beda di semua bagian dunia. Di satu bagian, diinginkan adanya pertanian dengan mesin-mesin dan peralatan industri, dengan pupuk dan pestisida, yang menghasilkan produk massal. Produk kemudian diolah dan dijual perusahaan pangan internasional. Sedangkan di bagian lain, bahkan tanah, air dan bibit tidak ada untuk membuat lahan pertanian.

ARCHIV - Ilse Aigner (CSU), Bundesministerin für Ernährung, Landwirtschaft und Verbraucherschutz, aufgenommen am 19.12.2011 in München. Bundesagrarministerin Ilse Aigner (CSU) fordert umfangreiche Nachbesserungen der geplanten EU-Agrarreform. Foto: Stephan Jansen dpa/lby (zu dpa-Gespräch vom 26.12.2011))
Ilse Aigner, Menteri Pertanian, Pangan dan Perlindungan Konsumen JermanFoto: picture-alliance/dpa

Namun demikian, José Graziano da Silva, direktur jenderal baru Organisasi Pangan Dunia (FAO), mengatakan persamaan ternyata ada. "Sekarang saja kita sudah memproduksi cukup bahan pangan bagi semua orang di dunia. Tetapi lebih dari satu milyar tetap kekurangan makanan. Di lain pihak hampir satu miyar orang menderita karena berat badan yang berlebihan. Masalahnya disebut kekurangan nutrisi. Orang punya kebiasaan makan yang salah. Kita sekarang butuh program makan dan pelatihan, dan itu harus jadi tujuan politik."

Bahan Pangan Tersia-Sia

Sepertiga pangan yang dihasilkan dunia kini terpaksa dibuang, karena dirusak hama, dan disimpan atau ditranspor dengan cara salah. Di samping itu, di negara-negara maju makanan disia-siakan. Setiah tahunnya, di negara-negara industri bahan pangan yang dibuang sama dengan jumlah yang diproduksi di negara-negara selatan Sahara.

Mentalitas membuang-buang makanan seperti itu tidak dapat ditoleransi lagi. Demikian kata Menteri Pertanian Jerman, Ilse Aigner. Menurutnya, warga Jerman memiliki masalah itu, karena punya bahan pangan jauh lebih banyak dari kebutuhan. Sementara harga pangan di Jerman kerap sangat murah mengingat adanya produksi massal, angka kelaparan di negara-negara lain meningkat akibat perubahan harga pangan beberapa bulan belakangan ini. Di Amerika Tengah dan Amerika Latin, FAO kini memberikan uang kontan kepada sekitar 120 juta orang, agar pemasukan minimal mereka terjamin.

Mengubah Paradigma Pertanian

Professor in Brasilien
José Graziano da Silva, Direktur Jenderal FAO yang baruFoto: graziano da silva

Di samping itu, organisasi PBB itu menggalakkan dukungan bagi petani kecil. Kembali Direktur Jenderal FAO, da Silva. "Kita harus mengubah paradigma pertanian saat ini, yang berdasar pada penggunaan intensif sumber daya alam dan penggunaan zat kimia. Kita harus mengembangkan model yang memungkinkan kita meningkatkan hasil, sekaligus menggunakan lebih sedikit sumber daya alam. Itu tidak terlalu merusak lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan kata lain kita butuh revolusi hijau-hijau."

Ini adalah gagasan yang juga didukung pemerintah Jerman. Seperti ditegaskan Menteri Pertanian Ilse Aigner, seraya menambahkan, tanpa adanya pertanian yang produktif dan berkelangsungan, kelaparan tidak akan dapat diberantas. "Kita harus lebih menggalakkan tekad memerangi kelaparan, berkaitan dengan itu kita juga harus mempererat kerja sama internasional."

Yang penting adalah pengurangurangan jumlah lahan yang hilang, juga kehilangan akibat salah transpor atau salah penyimpanan, ungkap Aigner. Ia menekankan juga, dukungan bagi perempuan harus ditingkatkan, karena kaum perempuanlah yang harus memikul sebagian besar beban pertanian di negara-negara berkembang. 70% dari pekerja di pedesaan Afrika perempuan.

Penolakan terhadap Bahan Bakar dari Hasil Pertanian

Nordrhein-Westfalen/ ARCHIV: Ein Autofahrer haelt an einer Tankstelle in Boenen im Kreis Unna eine Zapfpistole, mit der man den Kraftstoff Super E10 tanken kann (Foto vom 26.02.11). Knapp ein Jahr nach der Einfuehrung des Biosprits E10 geben die deutschen Autofahrer offenbar langsam ihre Vorbehalte gegen den neuen Treibstoff auf. Beim Branchenriesen Shell waehlen inzwischen 20 Prozent der Benzinkunden E10. "Jeden Tag haben wir 100.000 Kunden fuer das Produkt", bestaetigte Shell-Sprecher Axel Pommerenke. Marktfuehrer Aral liegt nach Brancheninformationen bei 15 bis 20 Prozent. Sprecher Detlef Brandenburg will den Wert nicht bestaetigen, raeumte aber am Donnerstag (29.12.11) ein: "Der Anteil steigt langsam an." Nach amtlichen Zahlen kommt E10 dagegen trotz drei Cent Preisvorteils erst auf knapp ueber zehn Prozent am gesamten Benzinverkauf. (zu dapd-Text) Foto: Joerg Sarbach/dapd
Gambar simbol: warga Jerman mulai terbiasa membeli bensin dari hasil pertanian, Super E10Foto: dapd

Di samping itu juga dibutuhkan perdagangan yang berfungsi. Demikian Aigner. Memang masih belum jelas, apakah dan kapan pembicaraan aktual tentang perdagangan dunia dalam apa yang disebut Perundingan Doha dapat kembali menggerakkan semua anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tetapi dalam KTT para menteri pertanian di Berlin kembali dijelaskan, bahwa pembukaan pasar dan penghapusan subsidi ekspor sangat penting terutama bagi negara-negara berkembang.

Pengolahan bahan pangan menjadi bahan bakar bio dipandang negara-negara yang kelaparan dengan penuh kekhawatiran. Direktur Jenderal FAO, da Silva menandaskan sikapnya, "Hasil pertanian tidak boleh digunakan untuk membuat bahan bakar". Pengadaan makanan harus menjadi yang utama. Tetapi da Silva juga mengharapkan perbaikan teknologi di bidang pencarian bahan bakar alternatif.

Di Kalifornia dan di Chili utara sejumlah eksprerimen untuk membuat bahan bakar dari ganggang laut berjalan sukses. Ganggang tersebut tumbuh dalam jumlah sangat besar di dekat pantai Pasifik di wilayah AS. Jika pengolahan produk sampah dari pertanian juga berhasil, maka masalah persaingan antara piring dan tangki bensin tidak akan ada lagi.

Sabine Kinkartz / Marjory Linardy

Editor: Hendra Pasuhuk