1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Liga Arab Sepakati Sanksi Terhadap Suriah

27 November 2011

Liga Arab, Minggu (27/11) memutuskan sanksi ekonomi terhadap pemerintah Suriah. Irak dan Libanon abstein dalam voting sanksi tersebut. Rezim Assad mencela keputusan itu sebagai penghianatan atas solidaritas Arab.

https://p.dw.com/p/13I9A
Arab League members, with from left to right at front, Turkey's Foreign Minister Ahmet Davutoglu, Morocco's Foreign Minister Taib Fassi Fihri, Qatari Foreign Minister Hamad bin Jassim and Egyptian's Nabil Al Arabi President of Arab League, as they attend the Arab League foreign ministers meeting in Rabat, Morocco, Wednesday, Nov. 16, 2011. Foreign ministers from the 22-member Arab League nations on Wednesday are expected to formalize their weekend decision to suspend Syria for refusing to end its bloody crackdown against anti-government protesters. (Foto:Abdeljalil Bounhar/AP/dapd)
Liga Arab plus TurkiFoto: dapd

Hari Minggu (27/11) di Kairo, para menteri luar negeri yang tergabung dalam Liga Arab menetapkan sejumlah sanksi terhadap Suriah. Misalnya larangan bepergian di wilayah Arab bagi pejabat tinggi, pembekuan rekening pemerintah, larangan perdagangan dengan rezim di Damaskus dan menghentikan penerbangan dari dan ke Suriah di wilayah Arab.

Namun Irak dan Libanon tidak ikut serta dalam sanksi itu. Sebagai alasan, pemerintah di Baghdad mengatakan adanya hubungan ekonomi erat dengan Damaskus, sekitar satu juta pengungsi Irak berada di Suriah dan khawatir akan ekstremis anti Irak bila Assad lengser. Libanon saat ini di bawah pengaruh Hizbullah yang dianggap barat sebagai organisasi teror dan merupakan mitra erat rezim Assad. Yordania pada dasarnya mendukung sanksi, namun menunjuk pentingnya Suriah sebagai negara transit bagi jalur impor dan pasokan air minum.

ARCHIV - Ein Videograb vom 17.10.2011 des Shaam News Network zeigt einen syrischen Demonstranten vor einem Wasserwerfer während ein weiterer Demonstrant im Vordergrund ein Stein wirft (ARCHIVFOTO). Das Regime in Syrien denkt nicht daran, seine eigenen Zusagen einzuhalten. Trotz der Vereinbarung mit der Arabischen Liga, die Militärkampagne gegen die Protestbewegung zu beenden, gingen Truppen von Präsident Baschar al-Assad nach Angaben von Aktivisten auch am Freitagabend wieder gewaltsam gegen Demonstranten vor. EPA/SHAAM NEWS NETWORK/HANDOUT BEST QUALITY AVAILABLE/EPA IS USING AN IMAGE FROM AN ALTERNATIVE SOURCE, THEREFORE EPA COULD NOT CONFIRM THE EXACT DATE AND SOURCE OF THE IMAGE. HANDOUT EDITORIAL USE ONLY/NO SALES
Demonstran menentang pemerintahan Presiden Bashar al-assadFoto: picture-alliance/dpa

Intervensi asing tak terhindari bila kekerasan tidak berakhir

Atas nama Liga Arab, Menlu Qatar Hamad al-Thani menjelaskan bahwa organisasi ini tidak ingin mengintervensi di Suriah. Tetapi bila rezim Suriah ke depan tidak mengakhiri kekerasan terhadap rakyatnya, maka intervensi asing tidak dapat dihindarkan.

Bagi pakar Timur Tengah Joseph Kechichian, sanksi Liga Arab tersebut membawa konsekuensi: "Satu-satunya tempat pelarian bagi Suriah kini hanya Iran dan Libanon. Masyarakat internasional lainnya menerapkan sanksi. Karena itu sanksi ini nampaknya akan berdampak."

Rezim Assad menolak tuntutan Liga Arab untuk mengijinkan misi pengawas, dan melihatnya sebagai intervensi. Presiden Assad sendiri masih menegaskan di Damaskus untuk memerangi teroris sampai tuntas. Turki adalah tenaga pendorong menentang Suriah, meskipun tidak termasuk dalam Liga Arab. Di Kairo, Turki juga hadir, bahkan membeberkan sejumlah sanksi negeri itu sendiri terhadap Suriah, misalnya mengakhir proyek-proyek minyak bersama dan penghentian ekspor energi.

epa03016900 (L-R)Arab League Secretary General Nabil Alarabi ,Qatari Foreign Minister Hamad bin Jasim ,Turkey's Foreign Minister Ahmet Davutoglu , Egyptian Foreign Minister Mohamed Kamel Amr attend the Arab Foreign Ministers emergency meeting about Syria,in Cairo, Egypt, 27 November 2011. Arab League Foreign Ministers meet in Cairo later on 27 November to decide whether to rubber-stamp a set of sanctions on Syria drafted by their Economy Ministers after Damascus ignored a deadline designed to end its violent crackdown on protesters. Qatari Foreign Minister Hamad bin Jassim, who heads the league's ministerial committee on Syria, arrived in Cairo early Sunday. Turkish Foreign Minister Ahmet Davutoglu was also expected to take part in the talks. On 26 November, its Economy Ministers drafted a set of sanctions, which include a ban on travel by senior Syrian officials and the suspension of trade links. EPA/KHALED ELFIQI +++(c) dpa - Bildfunk+++
Para Menlu Liga Arab plus TurkiFoto: picture-alliance/dpa

Sudah berpengalaman atas sanksi

Setelah Amerika Serikat dan Uni Eropa, sanksi Liga Arab mengenai Suriah. Lebih setengah kegiatan ekspor dan seperempat impor Suriah dilakukan di Timur Tengah. Namun rezim Suriah tidak akan cepat ditekuk. Suriah sudah berpengalaman dalam soal sanksi dan memiliki cadangan sekitar 16 milyar dollar dari bisnis minyak. Karena itu bagi pakar Suriah Kechichian, sanksi-sanksi ini tidak akan menyelesaikan masalah: "Liga Arab sangat sabar tehadap Suriah dan telah memberikan banyak kesempatan. Untuk beberapa bulan mungkin ini akan cukup, tetapi masalahnya adalah kredibilitas Liga Arab yang tidak pernah dianggap sangat tinggi. Sekarang organisasi ini berhasil, namun dicermati dunia. Ke depan sebaiknya Liga Arab bertindak lebih cepat."

Sementara Bahrain, Qatar dan Uni Emirat menyerukan warganya untuk keluar dari Suriah, kekerasan di negeri itu berlanjut. Menurut keterangan oposisi, warga sipil kembali tewas ditembak militer Suriah. Namun, anggota militer juga dilaporkan tewas. Rezim menuding para desertir yang bertanggung jawab atas kekerasan. Hingga kini, sekitar 3.500 orang tewas dan untuk sementara ini tampaknya tidak akan banyak berubah meski ada sanksi Liga Arab.

Ulrich Leidholdt/Christa Saloh

Editor: Ayu Purwaningsih